Sekadar Mampir

"Seperti halnya pengendara sepeda yang beristirahat sejenak di bawah naungan rindang pepohonan, begitulah kehidupan di dunia ini"

Karena kita hidup hanya sementara, karena kehidupan di dunia ini hanya sekejap saja, karenanya bekal harus dipersiapkan untuk perjalanan menuju kehidupan sebenarnya... karena kita hanya... "sekadar mampir"...

Friday, December 16, 2016

Sholat Shubuh Berjamaah #1212 (Sebuah Renungan Perjalanan)

Karena amanah yg tidak bs ditinggalkan, sy hanya bs turut mendo'akan sodara2 muslim, sambil memantau media dan takjub dgn perkenan Allah, saat melihat foto2 dokumentasi massa #411 dan #212 yg lalu.
MasyaAllah.

Alhamdulillah, tanggal 12 Desember 2016 ini, sy diberi nikmat sehat & keluangan waktu, akhirnya sy bs bergabung dgn Gerakan Umat Islam Nasional di acara Sholat Shubuh Berjamaah #1212, yg dipusatkan di Mesjid PUSDAI (Pusat Dakwah Islam), Bandung, Kota tempat kelahiran sy.

Ketika sy berniat utk brgkt dan meninggalkan keluarga k Bdg, terbayang kerepotan istri seorang diri menangani dua putra putri kami, si sulung anak laki2 super aktif yg berusia 2 tahun 4 bulan dan adik perempuannya, our little princess yg baru berusia 1 bulan, di hari libur, saat dimana biasanya satu keluarga berkumpul menghabiskan 'family time'  bersama.

Alhamdulillah istri jg paham dan mendukung.

Sy yakin Allah Sang Pemilik akan senantiasa menjaga dan melindungi mereka, InsyaAllah.

>> Renungan-1
Bukankah para mujahid & sahabat di zaman Rasulullah & Khulafaur Rasyidin dahulu, hrs rela meninggalkan anak istri & keluarga yg dicintai, demi berjuang di Jalan Allah, hingga 3 bulan bahkan lebih?
Sungguh, betapa keimanan mereka sudah benar2 teruji.
Lalu apakah kita merasa keimanan kita sudah cukup diuji?

. . .

Hari minggu malam, tanggal 11 Desember 2016,
satu jam sebelum jadwal keberangkatan, sy baru mendapati bahwa travel yg sy booking utk perjalanan dr Tangerang ke Bdg, membatalkan jadwal perjalanan yg sudah sy reserved, yakni jadwal terakhir di malam itu, krn kerusakan kendaraan (tanpa informasi detail trouble nya).

Petugas travel menyarankan utk secepatnya datang lgsg saja ke pool, krn. msh ada seat di travel yg jadwal seharusnya akan berangkat dalam lima menit lagi, namun agaknya  mengalami keterlambatan.

Berhubung jadwal keberangkatan sy yg tadinya masih satu jam lagi, berubah menjadi lima menit lagi.

Maka berubah pula lah, mode tempuh menuju pool travel, dari SELOW menjadi mode RUSuH, agar tidak tertinggal jadwal keberangkatan yg dipercepat.

>> Renungan-2
Bagaimanakah perasaan sodara2 muslim dr daerah2 sprti Ciamis, Sukabumi dan berbagai wilayah lainnya, yg sedianya akan hadir ke Jakarta pada waktu #212, tiba2 saat mendekati waktu keberangkatan, hrs menerima pembatalan dr PO bus yg sudah dibookingnya.
Sy baru paham, bagaimana sodara2 dr Ciamis, akhirnya memutuskan utk berjalan kaki menuju Jakarta.

Dengan kuasa Illahi Rabbi, Ketika tekad sudah menetap di hati, tiada yg sanggup menghalangi.
Subhanallah.

. . .

Akhirnya, sy coba Go Show, mendatangi lgsg pool travelnya saja, walaupun sempat khawatir, krn selain waktu keberangkatan sudah begitu mepet, bisa saja ada calon penumpang lain yg jg berubah jadwal dan menempati seat itu.

Berkendara sendiri di periode long weekend bukan pilihan bagi sy, yg mudah mengantuk, terutama saat bermacet ria di masa arus balik.

Alhamdulillah, ternyata msh ada seat kosong tersedia.

>> Renungan-3
Jgn terlalu khawatir ttg hasil akhir, berhasil atau tertunda, dapat atau tidak, sudah diatur oleh Allah & tercatat di Lauhful Mahfudz, tugas kita sekadar berdo'a dan maksimalkan ikhtiar saja.

. . .

Tiba di daerah PUSDAI sudah masuk Hari Senin, sekira pukul 00:30 #1212, sy disambut hujan rintik dan Jamaah yg mulai berdatangan.

Alhamdulillah, sempat makan sahur dgn Batagor dan Sereal instan, sebelum akhirnya masuk area halaman PUSDAI.

Memasuki masjid, ternyata sudah penuh dgn Jamaah yg mabit (bermalam) & itikaf sejak semalam.
MasyaAllah.

Acara dimulai pukul 03:00 dini hari dgn Sholat Tahajud dan Witir berjamaah,
saat udara dingin Kota Bdg menemani Qiyamul Lail kami,
dan lantunan Ayat Suci Al Qur'an yg dibacakan Imam meresap dalam hati sanubari, 
rapatnya barisan shaf senantiasa menjaga kehangatan tubuh kami.

Acara dilanjutkan dgn Muhasabah (evaluasi) diri, menyesali banyaknya dosa dan kesalahan diri, bersimpuh memohon ampunan Allah, dan bertekad utk tdk mengulangi lagi. Semoga Allah menerima taubat kami.
Aamiin.

Saat kegiatan utama, yakni Sholat Shubuh berjamaah akan dilangsungkan, mesjid PUSDAI sudah tidak mampu lagi menampung aliran jamaah yg terus berdatangan. Bahkan jamaah yg tak muat lg di dalam mesjid, terus mengisi seluruh sudut halaman mesjid, bahkan hingga area tempat bersuci (wudhu) pun dipenuhi shaf sholat berjamaah.
Subhanallah.

Selepas sholat shubuh, acara dilanjutkan dgn sambutan Selamat datang dr Gubernur Jawa Barat (Pak Aher), kpd seluruh Jemaah yg hadir (bahkan ada yg sengaja datang dr Sulawesi),
dilanjutkan tausiyah yg mendamaikan dr Aa Gym,
dan gelora semangat kebangkitan umat dr Ustadz Bachtiar Nasir.

Usai Panitia GNPF - MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa - MUI)  menyampaikan konferensi pers nya,
sy turut serta Jalan Santai #SEHATI di acara milad 26th Pondok Daarut Tauhiid, bertema Pesantren Perekat NKRI.

Jalan santai yg mengambil Start/Finish di Lapangan Gasibu (depan Gd. Sate) dan tidak jauh dr PUSDAI ini sgt special, krn melibatkan sodara2 kita yg diberi kekhususan oleh Allah, antara lain :
- yg pandangannya dijaga oleh Allah (tuna netra)
- yg pendengarannya dijaga oleh Allah (tuna tungu)
- yg langkahnya senantiasa dijaga oleh Allah (tuna daksa)
- dan kekhususan lainnya.
MasyaAllah.

Kalau kata Kang Emil, banyak jg warga Bandung yg turut hadir dgn status Tuna Asmara 😬
Alhamdulillah, sy sudah tidak termasuk yg ini.

. . .

Selama berjalan santai,
Sy melihat Seorang Bapak yg kakinya sudah lumpuh, meski harus berjalan dgn alat bantu penyangga yg dikepit kedua lengannya, tp tetap berjalan penuh semangat, bahkan lebih cepat dr yg kakinya normal seperti saya.

Acara jalan santai dilanjutkan dgn Tabligh Akbar peringatan Maulid Nabi Muhammad 12 Rabi'ul Awal 1438 H, yg kebetulan jatuh di hari yg sama #1212 d Lap. Gasibu, sbg satu rangkaian acara perayaan ulang tahun Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT)

Ayat suci Al Qur'an, dilantunkan indah oleh santri tuna netra dr Cianjur, dan sari tilawah oleh adik perempuan yg memiliki down syndrome, dgn lancar tanpa kesulitan.
Alhamdulillah.

>> Renungan-4
Betapa besar nikmat panca indera yg Allah anugerahkan kpd saya, namun masih sgt sedikit sekali sy mensyukurinya.

Apakah kita sudah menjaga pandangan, pendengaran, dan langkah kaki kita dari maksiat dan hal2 yg dilarang Allah?
Apakah kita sudah menggunakannya semaksimal mungkin utk beribadah kpd Allah sesuai tujuan penciptaan manusia?
Sebelum Allah mencabut segala nikmat itu?

. . .

Berikut beberapa hikmah sy petik dr para pemimpin & ulama sepanjang acara :

> Aa Gym :
Masa kejayaan DT bukanlah di periode '99an saat Bisnis mengalami puncak kesuksesan, pendapatan berlimpah,
namun saat itu justru DT yg belum siap dgn nikmat & kemudahan dunia, menjadi menjauh dr Tauhid (Keyakinan akan Ke-Esa-an dan ke-MahaBesar-an Allah serta tiada suatu apapun yg pantas disandingkan).

Ujian kemudahan pun berganti dgn ujian kesulitan, dihiasi cacian dan makian thdp pilihan pribadi dan kehidupan keluarga sang pimpinan pondok pesantren, hingga kini akhirnya mencoba bangkit kembali kpd Tauhid atas pertolongan Allah Swt.

> Pak Aher (Gubernur Jawa Barat) :
Jabatan adalah ujian bagi seorang pemimpin, yg akan menjadi kebaikan tiada henti jika rakyatnya makmur & ridho, dan sebaliknya menjadi beban pertanggung jawaban jika tidak berlaku adil.

Pak Gubernur mohon dido'akan oleh seluruh warga Jawa Barat, agar tidak menjadi pemimpin dzalim & menyakiti warganya.

> Ustadz Athian Ali :
Para ulama Islam dan segenap warga pesantren terdahulu adalah orang2 yg turut berjuang Jihad Fisabilillah membela tanah air & bangsa Indonesia dari penjajahan Bangsa Asing.

Sungguh tiada hormat jika kita melupakan jasa para Ulama yg telah mengorbankan harta benda bahkan jiwa raga, demi perjuangan kemerdekaan di jalan Allah

Sementara skrg ini, malah ada pihak yg menuduh para Ulama kini mengancam keutuhan NKRI.

Padahal yg menjadi landasan Juang para ulama & warga pesantren terdahulu hingga kini, tetaplah sama, berpegang teguh pada Al Qur'an dan Hadits (Sunnah) Rasulullah.

> Kang Emil (Walikota Bandung) :
Setiap kita adalah pemimpin (minimal pemimpin keluarga dan mempimpin diri sendiri) serta akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yg dipimpinnya.

Jabatan adalah amanah sementara, seorang pemimpin harus senantiasa menjaga lisan nya.

Ustadz Bachtiar Nasir:
Mari jadikan Spirit #212, menjadi Momentum persaudaraan dan persatuan Umat Islam di Indonesia.

Gerakan ini bukanlah Gerakan Politik, tapi murni gerakan Dakwah, demi kebangkitan Islam di Indonesia dan di muka bumi ini.

Dan kebangkitan kekuatan itu akan dimulai di waktu #Shubuh.

. . .

Teriring do'a bagi saudara2 Muslim di Aleppo (Suriah), di Gaza (Palestina), maupun Rohingya, Myanmar, semoga Allah mencatat mereka sebagi syuhada yg berjuang Jihad Fisabilillah.

Dan semoga kebangkitan Islam dapat menghentikan penindasan dan kedzaliman thdp Umat Islam di seluruh dunia.

. . .

Ditulis dalam travel sepanjang perjalanan pulang dr Bdg ke Tangerang dan Sy sgt bersyukur sy tidak harus menyetir sendiri.
#MacetArusBalik

12-13 Desember 2016

Saturday, December 10, 2016

Menapaki Jejak Para Wali (Songo)


Sy lahir d Bdg, swaktu sy kecil dulu, alm. kakek saya suka mengajak saya berziarah ke makam maupun petilasan (jejak) para wali (sunan) penyebar Islam di Pulau Jawa.

Mulai dari caving di Gua Safawardi,  Pamijahan, Tasikmalaya (Syekh Abdul Muhyi) hingga ke Banten dan Cirebon (Sunan Gunung Jati) di Jawa Barat.

Hal yg paling sy ingat dr pengalaman masa kecil itu dulu, adalah kisah2 kesaktian para wali tsb. yg sulit dibedakan antara kisah karomah penuh hikmah, cerita tahyul atau mitos semata, Wallahu'alam bi Shawab.

Semasa Kuliah Kerja Praktek saya berkesempatan magang di Instalasi Pengolahan Limbah salah satu pabrik di Kudus, Jawa Tengah, disitulah saya berkesempatan melewati Demak dan mengunjungi Mesjid di Kudus yg memadukan arsitektur menara Mesjid dengan Bangunan Candi Hindu-Budha, sekaligus mengunjungi air terjun di Kaki Gunung Muria (daerah yg mungkin menjadi tempat syiar Sunan Muria dulu).

Beranjak dewasa, sy lebih mengagumi strategi dakwah para wali tsb. dibanding mitos yg menyertainya.

Tidak mudah tentunya syiar Islam dalam kondisi masyarakat Jawa, yg mayoritas waktu itu masih sgt kuat mencampur adukkan antara ajaran Hindu-Budha dgn Animisme.

Tapi melalui syiar yg karismatik & solutif (mengajarkan teknik pertanian, pengairan, maupun pengobatan herbal), para wali dan ajarannya dapat diterima masyarakat, bahkan hingga banggakan oleh para pangeran dan kerajaan di masa itu.

Kini saya ditempatkan bekerja di Bojonegoro, dan jika berkendara ke Surabaya (daerah Sunan Ampel), saya bisa melalui Kota Lamongan dan Gresik, dimana Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) memulai Syiar nya di Jawa Timur dulu.

Syiar dakwah para wali tsb belum selesai, para ulama di masa kini lah yg meneruskan, yg meluruskan jika ada ajaran Islam yg mulai berbelok krn proses akulturasi budaya dan percampuran dgn animisme, Kejawen, dsb. agar kembali sesuai dgn Al Qur'an dan Sunnah.

Semoga Allah selalu merahmati para wali yg telah berjasa dan para ulama yg meneruskan perjuangannya.

Aamiin ya robbal alamiin.