Sekadar Mampir

"Seperti halnya pengendara sepeda yang beristirahat sejenak di bawah naungan rindang pepohonan, begitulah kehidupan di dunia ini"

Karena kita hidup hanya sementara, karena kehidupan di dunia ini hanya sekejap saja, karenanya bekal harus dipersiapkan untuk perjalanan menuju kehidupan sebenarnya... karena kita hanya... "sekadar mampir"...

Friday, July 20, 2018

Remember Me, I Will Remember you

Sewaktu kecil dahulu, seusia sekolah dasar,
saat berkunjung ke rumah almarhum uyut saya di kampung Cipeundeuy, Cirata, Kabupaten Bandung Barat (perbatasan dgn Kab. Purwakarta), Jawa Barat,
saya sempat terkagum-kagum dengan kelihaian uyut saya menggembalakan domba.

Domba2 'angon' itu turut manut ikut ke mana saja uyut saya, yang saat itu mungkin sudah berusia sekira ~70 tahun-an, namun masih lincah ringan berjalan, menyusuri pematang sawah, hingga mereka merumput di suatu ladang.

Saya pun dgn polos bertanya pada uyut saya itu, (alm.) Aki Rohman (biasa dipanggil 'Ki Oman') namanya...
"Aki, gmna caranya embe2 (domba) itu, koq bisa nurut sama aki?"

"Didit jg pengen bisa tuh kelinci Didit bisa nurut ky gitu!!" ujar saya penuh harap.

Didit adalah nama panggilan sy sewaktu kecil, kala itu sy memang punya hewan peliharaan-kelinci di rumah, dan sy belum mengerti, bahwa memang ada hewan ternak tertentu, spt. kambing & domba, sapi, kerbau, dsb. yg Allah tundukkan utk manusia agar dapat digembalakan supaya bisa diambil manfaatnya, namun kelinci bukanlah salah satunya 😁

"Minta baca2annya dong Aki....!!!"

Didit kecil, yg waktu itu gemar dengan film2 silat, dan sinetron laga, semacam 'Wiro Sableng', 'Sembara-Misteri Gunung Merapi', dan kartun2 duel tempur & peperangan, seperti 'Shulato', 'Saint Seiya', dsb.
berpikir uyut saya bisa merapal ajian tertentu yg bikin satu makhluk bisa menurut, ilmu kanuragan, keahlian hipnotis atau semacamnya.

Tadinya saya kira Aki Oman akan mengungkap mantra rahasia seperti... 

"Nammath sanmadha bodanan mantra abironken sowakaShura maha ken!!" (tribute to 'Shurato' anime) 

Lalu almarhum Aki Oman pun menyampaikan satu bacaan...

"fadzkuruni adzkurkum wasykuruli wala takfurun"

Saya pun segera mencatat dan menghafalkannya, berharap itu adalah ajian penunduk makhluk agar hewan piaraan bisa menurut.

Sepulang kembali dari rumah uyut,

Paman saya, Om Ade, menjelaskan, barulah sy kemudian tersadar, bahwa yg disampaikan alm. uyut sy itu bukanlah ajian ilmu silat ataupun tenaga dalam, melainkan potongan surat ke-2 dalam Al Qur'an, Surat Al Baqarah ayat 152...

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ.

Artinya: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku" .

Terjemah Mufradat Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 152

Fadzkuruunii = Maka ingatlah kepada-Ku
Adzkurkum = Aku ingat kepada kalian
Wa = Dan
Usykuruu = Bersyukurlah
Lii = Kepada-Ku
Wa = Dan
Laa = Janganlah
Takfuruun = Kalian Mengingkari-Ku

http://www.aswanblog.com/2013/07/tafsir-teks-ayat-dan-terjemah-qs-al.html?m=1

Sungguh bijak almarhum uyut saya itu, pesan yang diwasiatkan bukanlah ttg warisan sawah ladang, kolam dan ternak...
melainkan yang jauh tak ternilai melebihi itu semua...

Kalam Allah, dan seruan untuk senantiasa ingat kepada Allah dengan membaca, memahami, dan yang terpenting mengamalkan Al Qur'an, yang diwujudkan dgn taqwa, menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

Listen to Surah Al-Baqarah - Session 46 - Ayah 152 - 158 - Nouman Ali Khan.MP3 by NAK Collection #np on #SoundCloud
https://soundcloud.com/nakcollection/surah-al-baqarah-session-46-ayah-152-158-nouman-ali-khanmp3

...

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

ASSALAMU ’ALAIKUM AHLAD-DIYAAR MINAL MU’MINIINA WAL MUSLIMIIN. YARHAMULLOOHUL MUSTAQDIMIINA MINNAA WAL MUSTA’KHIRIIN.
WA INNA INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN
WA AS ALULLOOHA LANAA WALAKUMUL ‘AAFIYAH.

“Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.”

Read more https://konsultasisyariah.com/20865-doa-ziarah-kubur.html






Berikut adalah tafsir selengkapnya dari Ibnu Katsir:

Al-Baqarah, ayat 151-152

{كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ (151) فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ (152) }

"Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian dan menyucikan kalian dan mengajarkan kepada kalian Al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui.

Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat-Ku)."

Allah Swt. mengingatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin akan nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada mereka, yaitu diutus-Nya seorang Rasul —yakni Nabi Muhammad Saw.— untuk membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah yang jelas; menyucikan serta membersihkan mereka dari akhlak-akhlak yang rendah, jiwa-jiwa yang kotor, dan perbuatan-perbuatan Jahiliah; mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, mengajarkan kepada mereka Al-Qur'an dan sunnah, serta mengajarkan kepada mereka banyak hal yang sebelumnya tidak mereka ketahui.

Di zaman Jahiliah mereka hidup dalam kebodohan yang menyesatkan. Akhirnya berkat barakah risalah Nabi Saw. dan misi yang diembannya, mereka menjadi orang-orang yang dikasihi oleh Allah, berwatak sebagai ulama, dan menjadi orang-orang yang berilmu paling mendalam, memiliki hati yang suci, paling sedikit bebannya, dan paling jujur ungkapannya.

Allah Swt. berfirman:

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ

Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka. (Ali Imran: 164), hingga akhir ayat.

Allah Swt. mencela orang yang tidak menghargai nikmat ini. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْراً وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دارَ الْبَوارِ

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? (Ibrahim: 28)

Ibnu Abbas mengatakan, yang dimaksud dengan nikmat ini ialah nikmat yang berupa diutus-Nya Nabi Muhammad Saw. kepada mereka. Karena itulah maka Allah menyerukan kepada orang-orang mukmin agar mengakui nikmat ini dan membalasnya dengan banyak berzikir menyebut asma-Nya dan bersyukur kepada-Nya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku". (Al-Baqarah: 152)

Mujahid mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya: Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kalian Rasul di antara kalian. (Al-Baqarah: 151) Yakni sebagaimana Aku telah melimpahkan nikmat kepada kalian, maka ingatlah kalian kepada-Ku.

Abdullah ibnu Wahb meriwayatkan dari Hisyam ibnu Sa'id, dari Zaid ibnu Aslam,
bahwa Nabi Musa pernah berkata,
"Wahai Tuhan-ku, bagaimana aku bersyukur kepada-Mu?"
Tuhan berfirman kepadanya, "Ingatlah Aku dan jangan kamu lupakan Aku. Maka apabila kamu ingat kepada-Ku, berarti kamu telah bersyukur kepada-Ku. Apabila kamu lupa kepada-Ku, berarti kamu ingkar kepada-Ku."

Al-Hasan Al-Basri, Abul Aliyah, As-Saddi, dan Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa Allah Swt. selalu mengingat orang yang ingat kepada-Nya, memberikan tambahan nikmat kepada orang yang bersyukur kepada-Nya, dan mengazab orang yang ingkar terhadap-Nya.

Salah seorang ulama Salaf mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya:

اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقاتِهِ

Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya. (Ali Imran: 102)

Bahwa makna yang dimaksud ialah hendaknya kita taat kepada-Nya dan tidak durhaka terhadap-Nya, selalu ingat kepada-Nya dan tidak melupakan-Nya, selalu bersyukur kepada-Nya dan tidak ingkar terhadap-Nya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabbah, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Imarah As-Saidalani, telah menceritakan kepada kami Makhul Al-Azdi yang mengatakan asar berikut, bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Umar,

"Bagaimanakah menurutmu tentang orang yang membunuh jiwa, peminum khamr, pencuri, dan pezina yang selalu ingat kepada Allah, sedangkan Allah Swt. telah berfirman:  'Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian ' (Al-Baqarah: 152)?"

Ibnu Umar menjawab,
"Apabila Allah mengingat orang ini, maka Dia mengingatnya melalui laknat-Nya hingga dia diam."

Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
"Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian". (Al-Baqarah: 152)
Makna yang dimaksud ialah: "Ingatlah kalian kepada-Ku dalam semua apa yang telah Kufardukan atas kalian, maka niscaya Aku akan mengingat kalian dalam semua apa yang Aku wajibkan bagi kalian atas diri-Ku".

Menurut Sa'id ibnu Jubair artinya: "Ingatlah kalian kepada-Ku dengan taat kepada-Ku, niscaya Aku selalu ingat kepada kalian dengan magfirah(ampunan)-Ku". Menurut riwayat yang lain disebutkan "dengan rahmat-Ku".

Dari Ibnu Abbas sehubungan dengan takwil firman-Nya:

"Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian". (Al-Baqarah: 152)
Disebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah 'ingat Allah kepada kalian jauh lebih banyak daripada ingat kalian kepada-Nya'.

Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:

"يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: مَنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَمَنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُ".

Allah Swt. berfirman, "Barang siapa yang ingat kepada-Ku di dalam dirinya, niscaya Aku ingat (pula) kepadanya di dalam diri-Ku; dan barang siapa yang ingat kepada-Ku di dalam suatu golongan, niscaya Aku ingat (pula) kepadanya di dalam golongan yang lebih baik daripada golongannya."

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا ابْنَ آدَمَ، إِنْ ذَكَرْتَنِي فِي نَفْسِكَ ذَكَرْتُكَ فِي نَفْسِي، وَإِنْ ذَكَرْتَنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُكَ، فِي مَلَأٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ -أَوْ قَالَ: [فِي] مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ -وَإِنْ دَنَوْتَ مِنِّي شِبْرًا دَنَوْتُ مِنْكَ ذِرَاعًا، وَإِنْ دَنَوْتَ مِنِّي ذِرَاعًا دَنَوْتُ مِنْكَ بَاعًا، وَإِنْ أَتَيْتَنِي تَمْشِي أَتَيْتُكَ أُهَرْوِلُ"

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Al-Fudail ibnu Fudalah (seorang lelaki dari kalangan Bani Qais), telah menceritakan kepada kami Abu Raja Al-Ataridi yang mengatakan bahwa Imran Ibnu Husain keluar menemui kami memakai jubah kain sutra campuran yang belum pernah kami lihat dia memakainya, baik sebelum itu ataupun sesudahnya.
Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Barang siapa dianugerahi suatu nikmat oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menyukai bila melihat penampilan dari nikmat yang telah Dia berikan kepada makhluk-Nya. Dan adakalanya Rauh mengatakan 'kepada hamba-Nya".

Friday, July 13, 2018

"Membangun Komitmen terhadap Islam dgn segala Konsekuensinya" oleh Dr. Muhammad Anwar Lc. MA. MSc. MM - Kajian Ba'da Shubuh (Sabtu, 14 Juli 2018) di Masjid Baitul Hikmah (Nusa Loka BSD)

Kelemahan Umat Islam (yg dibahas dalam pertemuan da'i & ulama Internasional di Jakarta, 3-6 Juli 2018), antara lain :

https://m.republika.co.id/amp_version/pbfkyn313

1. Lemah pemahaman thdp. ajaran agama Islam, sehingga mudah diadu domba

2. Rendah komitmen thdp. agama Islam
(banyak ditemui oknum yg mendekat pada Islam, hanya pada saat ada kepentingan saja)

3. Kurangnya kepedulian thdp. sesama muslim, thdp perkembangan umat Islam, maupun apa yg akan terjadi di dunia

4. Rendahnya persatuan & kesatuan, hanya karena perbedaan furuhiyah

https://chanelmuslim.com/khazanah/antara-khilafiyah-furuiyah-sunnah-dan-bidah

5. Rentan konflik (terutama di kawasan Timur Tengah), sehingga mudah dipecah belah.


Bahan kajian & Renungan :

Qs. Ali Imron (3 : 102) :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ


Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (muslim)."

http://www.ibnukatsironline.com/2015/04/tafsir-surat-ali-imran-ayat-102-103.html?m=1

Perintah Allah (Ilah & Rabb)* dalam Q. S Al Imron (3 : 102-103) :

1. Beriman
Siapa yg istiqomah dalam keimanan, Allah akan mengutus Malaikat kpd kita utk menuntun kita ke jalan kebaikan.

https://almanhaj.or.id/4134-keutamaan-istiqomah.html

2. Mengamalkan ketaqwaan yg berkualitas
+ takut akan ancaman Allah, melahirkan sikap kehati2an, senantiasa menjauhi perbuatan dosa & kemaksiatan

3. Janganlah mati, kecuali mati dalam keadaan benar2 Islam (proses menyeluruh sepanjang hayat belajar-memahami-mengamalkan Islam), mulai dari skrg, saat ini, hingga akhir hayat (khusnul khotimah).

4. Jangan berlepas diri (berperang teguhlah) pada tali (agama) Allah.

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّـهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّـهُ لَكُمْ ءَايٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿آل عمران:١۰٣﴾

Artinya : "Dan berpeganglah kamu sekalian kepada tali (agama) Allah dengan berjama’ah dan janganlah kamu bercerai berai." Qs Ali Imran : 103

*Note:

https://deddinordiawan.com/2007/12/26/allah-sang-rabb-semesta/

*Illah menunjuk pada makna Allah sebagai Tuhan yang Maha Sempurna. Tuhan yang memiliki kekuasaan tiada batas. Raja Diraja, King of The King, yang berada di tahta tertinggi. Dia tidak tersentuh. Kesempurnaan dan Kekuasaannya tidak mampu kita lukiskan dalam imajinasi.

https://www.dakwatuna.com/2011/12/05/17127/makna-ilah-bagian-ke-1/amp/

*Rabb menunjukkan Tuhan yang keberadaannya senantiasa hadir dalam kehidupan kita, mengatur peredaran tata surya, menumbuhkan berbagai flora dan menghadirkan hujan. Rabb adalah Tuhan yang merasuk dalam diri kita, mendetakkan jantung, mengalirkan darah bahkan dalam pembuluh-pembuluh sempit. Dialah Tuhan, yang tanpaNya tiadalah kehidupan ini.

https://almanhaj.or.id/3573-ar-rabb-yang-maha-mengatur-dan-menguasai-alam-semesta.html

Maka, dengan pemahaman tersebut, kita akan menemukan betapa indah ukiran pujian untuk “Illah” dan “Rabb” yang diukir dalam kalimat hamdalah. Alhamdu-Lillahi-Rabbil ‘Alamiin, sebuah ungkapan syukur yang bermakna sangat dalam.

Secara substansial kalimat hamdalah tersebut kita maknai, “Segala bentuk puja-puji (baik yang bisa kita berikan maupun bentuk lain yang tak sanggup kita ungkapkan) hanyalah untuk Tuhan sang Illah yang luar biasa yang bertahta di singgasananya, Tuhan sang Rabb yang menguasai, mengatur dan memelihara alam semesta raya“.